Tak Bisa Melupakanmu



             Walau ragamy tak bisa lagi ku miliki
            Tapi aku ingin tetap memiliki rasa cintaku kepadamu
            Mungkin aku bisa melupakanmu
            Satu atau dua detik saja dalam ingatanku
            Tapi hatiku tak bisa melupakanmu
            Sampai kapan pun
                        Sudah sekian lama aku ingin mencoba
                        Untuk melupakanmu dari ingatanku maupun dari hatiku
                        Tapi, tetap saja ingatan itu
                        masih tetap tertinggal di relung hatiku yang terdalam
            Sungguh aku benar-benar tak mengerti
            Mengapa ini semua bisa terjadi
                        Tapi, percuma saja aku terus menginginkanmu
                        Dan mengharapkan dirimu tuk selalu ada di sampingku
                        Karena semua itu takkan bisa terjadi
                        Karena kini, kau telah bahagia
                        Di samping orang yang kau cintai
            Hanya satu  hal yang harus kau tahu
            Kau masih akan tetap ada di hatiku
            Tuk selamanya

Karya : NOVIA MAULANI

Kelas : X TKJ 

Akhir Dari Sebuah Penyesalan



Mungkin hanya menangislah yang membuat Nina, seorang gadis remaja yang lugu, mendera derita.karena kepolosanya yang membuatnya berubah menjadi tak berdaya karena terjerumus kedalam lubang pergaulan bebas yang salah. Kini Nina harus menahan segala resiko yang harus di terimanya karena menyalah gunakan kebebasan dalam pergaulan.
      Awalnya Nina di kenal di sekolah SMA SARTIKA  sebagai Putri “kutu buku” . Karena Nina adalah seorang siswi XI IPA yang pintar dan hobby sekali membaca buku. Suatu hari Nina sedang asyik membaca buku di bawah pohon tepatnya di taman sekolah, Hingga akhirnya ia bertemu dengan Remon (kakak kelas XII IPA). Remon adalah kakak kelas yang aktif pada salah satu cabang olahraga yaitu basket, apalagi dia terpilih menjadi captain basket untuk SMA SARTIKA. Pertemuan Remon dan Nina di taman sekolah tidak sengaja membuat Remon tertarik untuk mengenal Nina. Nina yang saat itu sedang asyik dengan bacaannya, di kejutkan oleh remon yang tiba-tiba duduk di sebelahnya. “hai..” sapa Remon, “oh,,ya..” jawab Nina, “sendirian aja?” Tanya Remon, “seperti yang loe lihat, gue duduk sendiri” ketus Nina, “gue temani ya.. oh iya sebelumnya kenalan dulu donk, gue Remon” mengulurkan tangan, “Nina” singkatnya. Dengan sikap jutek Nina terhadap Remon, membuat cowok itu sedikit kesal, namun tiba-tiba Nina tak sengaja tertidur di pundak Remon setelah kepalanya tak sanggup lagi bersandar di batang pohon yang rindang tersebut. Sentak saja Remon terkejut saat melihat Nina tertidur di pundaknya, padahal dia masih kesal dengan sikap jutek dari Nina terhadap dirinya.
      Lama menahan rasa pegal di bagian pundaknya,Remon mencoba membangunkan Nina dengan nada suara lembut. “hey..bangun..pundak gue mau patah ni” suara pelan dari Remon, beruntung saja bagi Remon, sesaat dia membangunkan Nina, Nina segera terbangun dari tidurnya dan sangat terkejut melihat dirinya yang tidur bersandar di pundak Remon. “hah..loe masih di sini?” kejut Nina, “yaiyalah..gimana gue mau pergi, sedangkan loe aja tiba-tiba tertidur di pundak gue, malah pulas banget lagi, mau patah ni pundak gue karena loe”omel Remon. “hah..gue tidur di pundak loe..haduh, maaf banget ya, gue benar-benar gak tahu tadinya” ucap Nina, “gimana mau tahu, tidurnya aja ampe ke bawa mimpi..ehehe…” ledek Remon. “eheheehe…”tawa Nina.
      Di mulai dari kedekatan Remon dan Nina di taman sekolah membuat mereka semakin dekat, hingga berujung CINTA di antara keduanya. Perawakan Nina yang “kutu buku” dan Remon yang lucu membuat keduanya menjalin hubungan pacaran dengan tidak memberatkan hubungan mereka di sekolah, karena mereka tahu, bahwa sekolah adalah tempat menuntut ilmu, bukan pacaran..
      Tiba di waktu yang telah di tentukan sekolah, SMA SARTIKA mengadakan pertandingan basket antar sekolah yaitu SMA SARTIKA dengan SMA TUNAS KARYA. Remon dan tim basketnya latihan dengan terus menerus untuk mendapatkan hasil yang mereka harapkan, di setiap Remon latihan, Nina selalu ada di lapangan basket untuk sekedar menemani pacarnya latihan. Hingga sampai di hari yag telah di tentukan, SMA SARTIKA telah stand by di lapangan untuk pemanasan sekaligus menunggu lawan mereka datang. Beberapa menit kemudian tim basket SMA TUNAS KARYA datang dan menyusul ke lapangan untuk sedikit pemanasan awal.nina yang saat itu duduk di bangku para penonton memberikan semangat kepada Remon pacarnya untuk menang. Sesaat kemudian pertandingan di mulai. Dari awal hingga akhir pertandingan semakin seru hingga sampai di puncaknya SMA SARTIKA mengungguli skor lawanya dengan 52-48. Kemenangan itu membuat Nina bahagia terutama SMA SARTIKA. Spontan Nina langsung beranjak dari tempat duduknya untuk mendekati Remon. “permainan yang bagus” ucap Nina, “siapa dulu dong captain nya?” sombong Remon. “iya..iya..captain nya pacar gue” canda Nina, tanpa basa-basi Nina memeluk Remon. Jelas saja banyak yang menyaksikan itu, apa lagi lawan basket mereka SMA TUNAS KARYA. Sammy adalah captain basket dari SMA TUNAS KARYA, yang saat itu memperhatikan Nina yang sedang bersenda gurau dengan Remon. Entah apa yang di rasakan Sammy saat itu, dia sangat tidak suka akan ke akraban dari Nina dan Remon, dia sangat tertarik dengan Nina yang kala itu berpacaran dengan Remon.
      Setelah 1 minggu berakhirnya pertandingan basket antara SMA SARTIKA dan SMA TUNAS KARYA. Sammy  selalu mencari cara, bagaimana ia bisa mendekati Nina dan menjauhkan Nina dari Remon. Sammy mencoba mendekati Nina dengan selalu menunggu Nina pulang sekolah, namun di saat Sammy hendak mendekati Nina, dia selalu gagal, karena Remon selalu ada di dekat Nina. Tepat di hari kamis, Sammy mencoba kembali cara awalnya mendekati Nina, ia menunggu Nina pulang sekolah. Remon yang saat itu sedang sakit dan tidak dapat hadir ke sekolah tidak ada di samping Nina. Hal itu di manfaatkan oleh Sammy untuk PDKT dengan Nina. Saat waktu pulang sekolah tiba untuk seluruh siswa/i SMA SARTIKA. Sammy melihat Nina yang sendirian di pintu gerbang sekolah menunggu jemputan dari rumahnya. Spontan Sammy mendekatinya. “hey..”menepuk pundak Nina, terang saja Nina sangat terkejut akan pukulan ringan di pundaknya. “loe siapa?” sahut Nina, “gue Sammy, siswa dari SMA TUNAS KARYA, “oh..loe kan yang jadi captain basket sewaktu pertandingan seminggu yang lalu ya?” Tanya Nina, “yupz..loe bener banget” sahut Sammy, “ada perlu apa ya?” Tanya Nina kembali, “gak ada apa-apa sih, gue Cuma mau kenalan aja sama loe, boleh kan” pinta Sammy, “why not.gue Nina.”singkat Nina, “ikut gue yuk, kita cari tempat untuk ngobrol.” Ajak Sammy, “tapi gue kan gak kenal loe, lagian sebentar lagi jemputan gue datang” sahut Nina, “loe percaya dech sama gue, tampang gue bukan seperti penculik kan, gue gak mungkin sakiti loe, gue Cuma mau ngobrol aja bareng loe.” Lukas Sammy, “oke deh.. gue percaya sama loe”.
      Di mulai dari perkenalan singkat dan obrolan Nina dan Sammy membuat kebahagiaan bagi Nina yang memiliki sahabat baru kala itu. Sudah 1 minggu Remon tidak masuk sekolah, Nina memutuskan untuk menjenguk Remon, dan ternyata sesampainya Nina di rumah Remon, Remon berada di rumah sakit dan sedang menjalani perawatan. Nina sangat terkejut mendengar kabar itu dari kakak Remon yang kebetulan kenal dengan Nina. Kakak  Remon tersebutpun segera mengantarkan Nina ke rumah sakit tempat di mana Remon di rawat. Sesampainya di sana, Nina memeluk Remon dengan erat dan melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi akan kecemasanya terhadap Remon. “Gue baik aja kok, terima kasih ya, loe uda mau perhatiin gue” ucap Remon, “kenapa sih gak bilang, kalau loe itu lagi sakit, malah uda seminggu lagi” Tanya Nina, “gue sayang sama loe Nin, makanya gue gak mau buat loe khawatir” jawab Remon, mendengar kata-kata itu, Nina merasa tenang, dan sedikit mencubit perut Remon. Tak lama kemudian Nina meminta izin untuk pulang dan berjanji untuk datang kembali di hari esok.
      2 hari kemudian Remon telah sehat dan menjalani segala aktifitasnya seperti biasa, termasuk selalu bersama-sama dengan Nina, namun saat waktu pulang sekolah, Nina yang kala itu melihat Sammy yang berdiri di samping gerbang sekolah. Nina lalu memanggilnya dan memperkenalkanya kepada Remon, ekspresi Remon kala itu sangat tidak suka melihat Sammy, jujur saja dia sangat takut bahwa Sammy memiliki niat jahat untuk merusak hubungan Nina dengan dirinya. Selepas dari itu sikap Nina memiliki perubahan kepada Remon. Nina yang biasanya pulang sekolah bareng dengan Remon, kini jarang sekali, bahkan memiliki waktu pembatas, yaitu 3 hari dalam seminggu. Perubahan itu membuat kecurigaannya kepada Sammy, karena hanya Sammy, salah satu orang yang mencoba merusak hubungan mereka. Ternyata ke khawatiran Remon kepada Nina itu benar. Di dapati Nina dengan Sammy sedang mengobrol asyik di area bermain keluarga di salah satu mall di Medan. Remon sangat terkejut dengan apa yang ia lihat, dengan segera ia menarik tangan Nina dan mengintrogasinya. “untuk apa Loe ada di sini dengan cowok perusuh ini?” kasar Remon, “Mon, loe kasar banget tau gak.” Tukas Nina, “gue seperti ini karena gue sayang sama loe Nin, gue gak mau loe kenapa-kenapa, apalagi loe dekat dengan dia, gue gak suka Nin” jelas Remon, “emangya kenapa kalau gue dekat dengan Sammy, lagian Sammy itu baik lagi, dia teman yang pengertian, loe emang pacar gue Mon, tapi loe gak berhak atur kebebasan gue untuk berteman” sanggah Nina. Selesai dengan kata-kata itu, Nina menarik tangan Sammy dan pergi meninggalkan Remon.
      Kejadian yang membuat Remon tak berdaya lagi, membuat ia tidak menyangka dengan sikap Nina yang membela Sammy ketimbang dirinya yang masih menjadi pacarnya. Di sekolah, Remon mencoba meminta maaf atas perlakuanya kemarin yang membuat Nina tersinggung. “gue minta maaf ya Nin, gue akui gue emang salah” pinta Remon, “untung loe sadar akan kesalahan loe”ketus Nina, “Nin, sikap loe kok berubah banget sih, gue bahkan gak ngenali sikap asli loe yang lugu” ucap Remon, “bukan urusan loe, hidup gue terserah gue mau berubah atau tidak” ketusnya kembali, “Nin, gue gak mau loe begini, dimana loe yang dulu gue kenal?” ucap Remon kembali, “mati..!! gue bosan sama loe yang sok perhatian akan hidup gue, gue gak suka loe atur-atur, gue mau kita putus!!” tegas Nina, “Nin, loe gila ya..gue sayang banget sama loe Nin” jelas Remon. Nina berlalu pergi meninggalkan Remon.
      Remon yang tak percaya akan perubahan sikap dan sifat Nina, dengan akhir kata yang menyakitkan hatinya dengan PUTUS, sangat membuatnya semakin tak menyangka akan Nina yang sangat berbeda dengan Nina yang ia kenal sebelumnya. 3 hari kemudian Remon jatuh sakit kembali, dan segera di larikan ke rumah sakit untuk perawatan yang lebih intensif, dokter yang menangani Remon berkata kepada keluarga Remon, bahwa Remon di vonis menderita Tumor Otak stadium 3, berita itu jelas saja membuat ibu Remon jatuh pingsan. Kakak Remon yang mengenal dekat Nina sebagai orang terdekat bagi Remon, segera menelpon Nina. “Hallo, Nin, Remon sakit Nin, Remon sekarang di rawat di rumah sakit, kakak harap loe bisa jenguk Remon di sini Nin” pinta kakak Remon, “sorry kak, Nina lagi sibuk, lagian Remon juga bukan urusan Nina lagi, karena kita uda putus, udahan dulu ya kak. Bye” Nina menutup telpon. Kakak Remon yang kala itu mendengar ucapan Nina yang tidak mau tahu akan Remon semakin memanas jika mengulang kembali sikap Nina yang acuh kepada Remon.
      Nina yang saat itu sedang berduduk santai dengan Sammy merasa sedikit terganggu dengan berita dari kakak Remon. “siapa tadi Nin?” Tanya Sammy, “kakaknya Remon”jawabnya singkat, “ada perlu apa sih, gak penting banget bahas tentang si Remon itu?” Tanya Sammy, “katanya dia sakit, tapi kan itu bukan urusan gue lagi.” Jawab Nina, “udah deh gak usah di pikiri lagi, mendingan kita senang-senang, ya gak?” ajak Sammy.
      Keadaan Remon yang semakin kritis dan koma, membuat keluarganya bingung dan cemas menghadapi masa genting yang di lewati Remon. Sementara dengan sikap Nina yang sangat acuh dengan Remon. Hari-hari yang di lewati Remon selama di rumah sakit, membuat kondisinya memburuk. Dokter telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan perawatan demi Remon, namun Remon masih dalam vase sangat kritis.
      Nina yang semakin berubah akan sikap dan sifatnya, membuat dia terjerumus ke dalam lingkungan NARKOBA, yang di mana Sammy mengajak Nina yang tidak mengetahui barang haram itu untuk bergabung masuk ke dalam kumpulan teman Sammy lainya, yang sama-sama memakai barang haram tersebut. Nina yang semakin ketergantungan saat itu memanfaatkan segala sesuatu yang ia punya untuk mendapatkan obat-obat terlarang itu. Sammy sebagai pengedar semakin mengajak Nina untuk lebih terperosok ke dalam lubang penuh nista tersebut. Nina yang kala itu tidak memiliki uang untuk membeli obat-obatan terlarang itu hanya dapat merasakan kesakitan yang teramat membuat hidupnya tidak nyaman sangat membutuhkan obat-obatan itu. Sammy menawarkan Nina sebuah tawaran yang di mana tawaran itu adalah pilihan antara kehilangan keperawanan dan mendapatkan apa yang ia butuhkan atau merasakan sakit selama tidak mendapatkan obatan terlarang itu. Nina tak banyak berpikir dan menilai resiko yang harus di hadapinya mengambil pilihan untuk kehilangan keperawananya dan mendapatkan apa yang ia harapkan.
      Sammy hanya mampu tertawa bahagia, di mana dia mampu membodohi Nina yang tak berdaya lagi. Semua berujung tidak lama, Nina kehilangan semuanya dan di saat itu juga polisi menggrebek tempat mereka melakukan pesta NARKOBA dan perbuatan Mesum, lalu menyeret mereka ke kantor polisi untuk di identifikasi lebih lanjut. Sammy, Nina, dan teman mereka lainya harus mendekam di penjara karena melakukan penyimpangan atas kebebasan pergaulan dan peraturan perundangan-undangan.
      Sementara Remon menjalani vase penyembuhan yang di mana, masa komanya terlewati, Remon dapat berbicara namun seluruh tubuhnya masih kaku belum dapat di gerakkan, hanya isyarat mata dan sedikit gerakan tangan yang mampu ia gerakkan. Namun dari vase penyembuhan itu , Remon mendapati hari terakhirnya untuk hidup, tepat pukul 05.00 di hari jum’at, Remon menutup mata dan kembali di sisi yang maha kuasa. Isak tangis dan ketidak relaan keluarga Remon atas meninggalnya Remon mengiringi nafas terakhirnya. Dan di saat itulah kakak Remon menelpon Nina, bukan melalui handphone Nina, melainkan telpon rumah Nina. “hallo”sapa ibu Nina, “ibu, ini Tara, kakak Remon” jawab Tara , “oh, nak Tara..ada apa ya nak?” Tanya ibu Nina, “bu,,Remon meninggal shubuh tadi pukul 05.00 di rumah sakit MUTIARA” ucap Tara, “inalillahi wainalilahi roziun, ibu turut berduka ya nak..ibu akan datang ke rumah nanti, dan beri tahu Nina tentang ini” ucap ibu Nina, “ Ninanya kemana bu?”Tanya Tara, “haduh..nak Tara,, Nina di penjara, karena ketahuan pakai NARKOBA di luar pantauan ibu, ibu malu gak bisa mendidik anak dengan benar” sesal ibu Nina, “Tara juga turut prihatin ya bu atas perbuatan Nina, semoga Nina bisa kembali ke jalan yang benar dan segera pergi dari NARKOBA tersebut ya bu” tutur Tara, “terima kasih ya nak Tara.”, “ya bu..Tara ingin beritahu yang lain dulu ya bu atas meninggalnya Remon..Asalam mualaikum”, “walaikum salam”.
      Mendengar kabar itu, ibu Nina segera memberitahukan kabar Remon yang telah meninggal. Sentak saja Nina terkejut mendengar kabar itu, Nina mangis sejadi-jadinya menyesali semua kesalahan yang telah ia lakukan kepada Remon. Namun Nina tidak mapu melakukan apa pun, ia hanya mampu menyesali kesalahanya, dan kesalahan yang telah ia lakukan kepada Remon, hingga akhirnya ia harus di tinggalkan oleh Remon, orang yang sangat menyayanginya hingga ajal menjemputnya,  kata maaf belum terlontarkan dari Nina. Semua penyesalan, tangis, dan dosa bercampur menjadi jurang hidup yang melanda Nina.
      Penyesalan dari akhir kehidupan sesosok orang yang sangat mencintai dan menyayanginya kini telah tiada, semua peluh penyesalan menghantui benaknya.”REMON..!! gue sayang sama loe, maafin gue yang terlalu egois, maafin gue yang buat loe menderita hingga akhirnya loe harus pergi, gue sayang loe REMON..!!” teriak Nina dan isak tangisnya.

CATATAN UNTUK PEMBACA :
      Semoga cerita yang saya buat ini menjadi pencegahan bagi kalian semua, untuk tidak salah dalam memanfaatkan kebebasan dalam pergaulan, berteman..semoga kalian mampu menjadi TUNAS BANGSA yang memang berguna..kesalahan berawal dari kecerobohan..saya harap teman-teman semua menjadi orang yang bijaksana. Dalam bergaul maupun menapaki diri sendiri..

HIDUP SEHAT TANPA NARKOBA!
PRESTASI YES! NARKOBA NO!

Karya : INDAH ARMIA SARI

Kelas : XI TKJ


SMK ABDI NEGARA BINJAI. Diberdayakan oleh Blogger.

Selamat Menjelajahi Dunia SMK PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA ABDI NEGARA BINJAI......!!!!!!!!


Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini

Copyright © 2012 SMK Abdi Negara BinjaiTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.