Mungkin hanya menangislah yang membuat Nina, seorang gadis
remaja yang lugu, mendera derita.karena kepolosanya yang membuatnya berubah
menjadi tak berdaya karena terjerumus kedalam lubang pergaulan bebas yang salah.
Kini Nina harus menahan segala resiko yang harus di terimanya karena menyalah gunakan
kebebasan dalam pergaulan.
Awalnya Nina di
kenal di sekolah SMA SARTIKA sebagai
Putri “kutu buku” . Karena Nina
adalah seorang siswi XI IPA yang
pintar dan hobby sekali membaca buku. Suatu hari Nina sedang asyik membaca buku
di bawah pohon tepatnya di taman sekolah, Hingga akhirnya ia bertemu dengan
Remon (kakak kelas XII IPA). Remon
adalah kakak kelas yang aktif pada salah satu cabang olahraga yaitu basket,
apalagi dia terpilih menjadi captain basket
untuk SMA SARTIKA. Pertemuan Remon dan Nina di taman sekolah tidak sengaja
membuat Remon tertarik untuk mengenal Nina. Nina yang saat itu sedang asyik
dengan bacaannya, di kejutkan oleh remon yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
“hai..” sapa Remon, “oh,,ya..” jawab Nina, “sendirian aja?” Tanya Remon,
“seperti yang loe lihat, gue duduk sendiri” ketus Nina, “gue temani ya.. oh iya
sebelumnya kenalan dulu donk, gue Remon” mengulurkan tangan, “Nina” singkatnya.
Dengan sikap jutek Nina terhadap Remon, membuat cowok itu sedikit kesal, namun
tiba-tiba Nina tak sengaja tertidur di pundak Remon setelah kepalanya tak
sanggup lagi bersandar di batang pohon yang rindang tersebut. Sentak saja Remon
terkejut saat melihat Nina tertidur di pundaknya, padahal dia masih kesal
dengan sikap jutek dari Nina terhadap dirinya.
Lama menahan rasa
pegal di bagian pundaknya,Remon mencoba membangunkan Nina dengan nada suara
lembut. “hey..bangun..pundak gue mau patah ni” suara pelan dari Remon,
beruntung saja bagi Remon, sesaat dia membangunkan Nina, Nina segera terbangun
dari tidurnya dan sangat terkejut melihat dirinya yang tidur bersandar di
pundak Remon. “hah..loe masih di sini?” kejut Nina, “yaiyalah..gimana gue mau
pergi, sedangkan loe aja tiba-tiba tertidur di pundak gue, malah pulas banget
lagi, mau patah ni pundak gue karena loe”omel Remon. “hah..gue tidur di pundak
loe..haduh, maaf banget ya, gue benar-benar gak tahu tadinya” ucap Nina, “gimana
mau tahu, tidurnya aja ampe ke bawa mimpi..ehehe…”
ledek Remon. “eheheehe…”tawa Nina.
Di mulai dari
kedekatan Remon dan Nina di taman sekolah membuat mereka semakin dekat, hingga
berujung CINTA di antara keduanya. Perawakan Nina yang “kutu buku” dan Remon yang lucu membuat keduanya menjalin hubungan
pacaran dengan tidak memberatkan hubungan mereka di sekolah, karena mereka
tahu, bahwa sekolah adalah tempat menuntut ilmu, bukan pacaran..
Tiba di waktu yang
telah di tentukan sekolah, SMA SARTIKA mengadakan pertandingan basket antar
sekolah yaitu SMA SARTIKA dengan SMA TUNAS KARYA. Remon dan tim basketnya
latihan dengan terus menerus untuk mendapatkan hasil yang mereka harapkan, di
setiap Remon latihan, Nina selalu ada di lapangan basket untuk sekedar menemani
pacarnya latihan. Hingga sampai di hari yag telah di tentukan, SMA SARTIKA
telah stand by di lapangan untuk
pemanasan sekaligus menunggu lawan mereka datang. Beberapa menit kemudian tim
basket SMA TUNAS KARYA datang dan menyusul ke lapangan untuk sedikit pemanasan
awal.nina yang saat itu duduk di bangku para penonton memberikan semangat
kepada Remon pacarnya untuk menang. Sesaat kemudian pertandingan di mulai. Dari
awal hingga akhir pertandingan semakin seru hingga sampai di puncaknya SMA
SARTIKA mengungguli skor lawanya dengan 52-48. Kemenangan itu membuat Nina bahagia
terutama SMA SARTIKA. Spontan Nina langsung beranjak dari tempat duduknya untuk
mendekati Remon. “permainan yang bagus” ucap Nina, “siapa dulu dong captain nya?” sombong Remon. “iya..iya..captain nya pacar gue” canda Nina, tanpa
basa-basi Nina memeluk Remon. Jelas saja banyak yang menyaksikan itu, apa lagi
lawan basket mereka SMA TUNAS KARYA. Sammy adalah captain basket dari SMA
TUNAS KARYA, yang saat itu memperhatikan Nina yang sedang bersenda gurau dengan
Remon. Entah apa yang di rasakan Sammy saat itu, dia sangat tidak suka akan ke
akraban dari Nina dan Remon, dia sangat tertarik dengan Nina yang kala itu
berpacaran dengan Remon.
Setelah 1 minggu
berakhirnya pertandingan basket antara SMA SARTIKA dan SMA TUNAS KARYA. Sammy selalu mencari cara, bagaimana ia bisa
mendekati Nina dan menjauhkan Nina dari Remon. Sammy mencoba mendekati Nina
dengan selalu menunggu Nina pulang sekolah, namun di saat Sammy hendak
mendekati Nina, dia selalu gagal, karena Remon selalu ada di dekat Nina. Tepat
di hari kamis, Sammy mencoba kembali cara awalnya mendekati Nina, ia menunggu
Nina pulang sekolah. Remon yang saat itu sedang sakit dan tidak dapat hadir ke
sekolah tidak ada di samping Nina. Hal itu di manfaatkan oleh Sammy untuk PDKT
dengan Nina. Saat waktu pulang sekolah tiba untuk seluruh siswa/i SMA SARTIKA.
Sammy melihat Nina yang sendirian di pintu gerbang sekolah menunggu jemputan
dari rumahnya. Spontan Sammy mendekatinya. “hey..”menepuk pundak Nina, terang
saja Nina sangat terkejut akan pukulan ringan di pundaknya. “loe siapa?” sahut
Nina, “gue Sammy, siswa dari SMA TUNAS KARYA, “oh..loe kan yang jadi captain basket sewaktu pertandingan
seminggu yang lalu ya?” Tanya Nina, “yupz..loe bener banget” sahut Sammy, “ada
perlu apa ya?” Tanya Nina kembali, “gak ada apa-apa sih, gue Cuma mau kenalan
aja sama loe, boleh kan” pinta Sammy, “why
not.gue Nina.”singkat Nina, “ikut
gue yuk, kita cari tempat untuk ngobrol.” Ajak Sammy, “tapi gue kan gak kenal
loe, lagian sebentar lagi jemputan gue datang” sahut Nina, “loe percaya dech
sama gue, tampang gue bukan seperti penculik kan, gue gak mungkin sakiti loe,
gue Cuma mau ngobrol aja bareng loe.” Lukas Sammy, “oke deh.. gue percaya sama
loe”.
Di mulai dari
perkenalan singkat dan obrolan Nina dan Sammy membuat kebahagiaan bagi Nina
yang memiliki sahabat baru kala itu. Sudah 1 minggu Remon tidak masuk sekolah,
Nina memutuskan untuk menjenguk Remon, dan ternyata sesampainya Nina di rumah
Remon, Remon berada di rumah sakit dan sedang menjalani perawatan. Nina sangat
terkejut mendengar kabar itu dari kakak Remon yang kebetulan kenal dengan Nina.
Kakak Remon tersebutpun segera
mengantarkan Nina ke rumah sakit tempat di mana Remon di rawat. Sesampainya di
sana, Nina memeluk Remon dengan erat dan melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi
akan kecemasanya terhadap Remon. “Gue baik aja kok, terima kasih ya, loe uda
mau perhatiin gue” ucap Remon, “kenapa sih gak bilang, kalau loe itu lagi
sakit, malah uda seminggu lagi” Tanya Nina, “gue sayang sama loe Nin, makanya
gue gak mau buat loe khawatir” jawab Remon, mendengar kata-kata itu, Nina
merasa tenang, dan sedikit mencubit perut Remon. Tak lama kemudian Nina meminta
izin untuk pulang dan berjanji untuk datang kembali di hari esok.
2 hari kemudian
Remon telah sehat dan menjalani segala aktifitasnya seperti biasa, termasuk selalu
bersama-sama dengan Nina, namun saat waktu pulang sekolah, Nina yang kala itu
melihat Sammy yang berdiri di samping gerbang sekolah. Nina lalu memanggilnya
dan memperkenalkanya kepada Remon, ekspresi Remon kala itu sangat tidak suka
melihat Sammy, jujur saja dia sangat takut bahwa Sammy memiliki niat jahat
untuk merusak hubungan Nina dengan dirinya. Selepas dari itu sikap Nina
memiliki perubahan kepada Remon. Nina yang biasanya pulang sekolah bareng
dengan Remon, kini jarang sekali, bahkan memiliki waktu pembatas, yaitu 3 hari
dalam seminggu. Perubahan itu membuat kecurigaannya kepada Sammy, karena hanya
Sammy, salah satu orang yang mencoba merusak hubungan mereka. Ternyata ke
khawatiran Remon kepada Nina itu benar. Di dapati Nina dengan Sammy sedang
mengobrol asyik di area bermain keluarga di salah satu mall di Medan. Remon
sangat terkejut dengan apa yang ia lihat, dengan segera ia menarik tangan Nina
dan mengintrogasinya. “untuk apa Loe ada di sini dengan cowok perusuh ini?”
kasar Remon, “Mon, loe kasar banget tau gak.” Tukas Nina, “gue seperti ini
karena gue sayang sama loe Nin, gue gak mau loe kenapa-kenapa, apalagi loe
dekat dengan dia, gue gak suka Nin” jelas Remon, “emangya kenapa kalau gue
dekat dengan Sammy, lagian Sammy itu baik lagi, dia teman yang pengertian, loe
emang pacar gue Mon, tapi loe gak berhak atur kebebasan gue untuk berteman”
sanggah Nina. Selesai dengan kata-kata itu, Nina menarik tangan Sammy dan pergi
meninggalkan Remon.
Kejadian yang
membuat Remon tak berdaya lagi, membuat ia tidak menyangka dengan sikap Nina
yang membela Sammy ketimbang dirinya yang masih menjadi pacarnya. Di sekolah,
Remon mencoba meminta maaf atas perlakuanya kemarin yang membuat Nina
tersinggung. “gue minta maaf ya Nin, gue akui gue emang salah” pinta Remon,
“untung loe sadar akan kesalahan loe”ketus Nina, “Nin, sikap loe kok berubah
banget sih, gue bahkan gak ngenali sikap asli loe yang lugu” ucap Remon, “bukan
urusan loe, hidup gue terserah gue mau berubah atau tidak” ketusnya kembali,
“Nin, gue gak mau loe begini, dimana loe yang dulu gue kenal?” ucap Remon
kembali, “mati..!! gue bosan sama loe yang sok perhatian akan hidup gue, gue
gak suka loe atur-atur, gue mau kita putus!!” tegas Nina, “Nin, loe gila
ya..gue sayang banget sama loe Nin” jelas Remon. Nina berlalu pergi
meninggalkan Remon.
Remon yang tak
percaya akan perubahan sikap dan sifat Nina, dengan akhir kata yang menyakitkan
hatinya dengan PUTUS, sangat membuatnya semakin tak menyangka akan Nina yang
sangat berbeda dengan Nina yang ia kenal sebelumnya. 3 hari kemudian Remon
jatuh sakit kembali, dan segera di larikan ke rumah sakit untuk perawatan yang
lebih intensif, dokter yang menangani Remon berkata kepada keluarga Remon,
bahwa Remon di vonis menderita Tumor Otak stadium 3, berita itu jelas saja
membuat ibu Remon jatuh pingsan. Kakak Remon yang mengenal dekat Nina sebagai
orang terdekat bagi Remon, segera menelpon Nina. “Hallo, Nin, Remon sakit Nin,
Remon sekarang di rawat di rumah sakit, kakak harap loe bisa jenguk Remon di
sini Nin” pinta kakak Remon, “sorry kak, Nina lagi sibuk, lagian Remon juga
bukan urusan Nina lagi, karena kita uda putus, udahan dulu ya kak. Bye” Nina menutup telpon. Kakak Remon
yang kala itu mendengar ucapan Nina yang tidak mau tahu akan Remon semakin
memanas jika mengulang kembali sikap Nina yang acuh kepada Remon.
Nina yang saat itu
sedang berduduk santai dengan Sammy merasa sedikit terganggu dengan berita dari
kakak Remon. “siapa tadi Nin?” Tanya Sammy, “kakaknya Remon”jawabnya singkat,
“ada perlu apa sih, gak penting banget bahas tentang si Remon itu?” Tanya
Sammy, “katanya dia sakit, tapi kan itu bukan urusan gue lagi.” Jawab Nina,
“udah deh gak usah di pikiri lagi, mendingan kita senang-senang, ya gak?” ajak
Sammy.
Keadaan Remon yang
semakin kritis dan koma, membuat keluarganya bingung dan cemas menghadapi masa
genting yang di lewati Remon. Sementara dengan sikap Nina yang sangat acuh
dengan Remon. Hari-hari yang di lewati Remon selama di rumah sakit, membuat
kondisinya memburuk. Dokter telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
perawatan demi Remon, namun Remon masih dalam vase sangat kritis.
Nina yang semakin
berubah akan sikap dan sifatnya, membuat dia terjerumus ke dalam lingkungan
NARKOBA, yang di mana Sammy mengajak Nina yang tidak mengetahui barang haram
itu untuk bergabung masuk ke dalam kumpulan teman Sammy lainya, yang sama-sama
memakai barang haram tersebut. Nina yang semakin ketergantungan saat itu
memanfaatkan segala sesuatu yang ia punya untuk mendapatkan obat-obat terlarang
itu. Sammy sebagai pengedar semakin mengajak Nina untuk lebih terperosok ke
dalam lubang penuh nista tersebut. Nina yang kala itu tidak memiliki uang untuk
membeli obat-obatan terlarang itu hanya dapat merasakan kesakitan yang teramat
membuat hidupnya tidak nyaman sangat membutuhkan obat-obatan itu. Sammy
menawarkan Nina sebuah tawaran yang di mana tawaran itu adalah pilihan antara
kehilangan keperawanan dan mendapatkan apa yang ia butuhkan atau merasakan
sakit selama tidak mendapatkan obatan terlarang itu. Nina tak banyak berpikir
dan menilai resiko yang harus di hadapinya mengambil pilihan untuk kehilangan
keperawananya dan mendapatkan apa yang ia harapkan.
Sammy hanya mampu
tertawa bahagia, di mana dia mampu membodohi Nina yang tak berdaya lagi. Semua
berujung tidak lama, Nina kehilangan semuanya dan di saat itu juga polisi
menggrebek tempat mereka melakukan pesta NARKOBA dan perbuatan Mesum, lalu
menyeret mereka ke kantor polisi untuk di identifikasi lebih lanjut. Sammy,
Nina, dan teman mereka lainya harus mendekam di penjara karena melakukan
penyimpangan atas kebebasan pergaulan dan peraturan perundangan-undangan.
Sementara Remon
menjalani vase penyembuhan yang di mana, masa komanya terlewati, Remon dapat
berbicara namun seluruh tubuhnya masih kaku belum dapat di gerakkan, hanya
isyarat mata dan sedikit gerakan tangan yang mampu ia gerakkan. Namun dari vase
penyembuhan itu , Remon mendapati hari terakhirnya untuk hidup, tepat pukul
05.00 di hari jum’at, Remon menutup mata dan kembali di sisi yang maha kuasa.
Isak tangis dan ketidak relaan keluarga Remon atas meninggalnya Remon
mengiringi nafas terakhirnya. Dan di saat itulah kakak Remon menelpon Nina,
bukan melalui handphone Nina, melainkan telpon rumah Nina. “hallo”sapa ibu
Nina, “ibu, ini Tara, kakak Remon” jawab Tara , “oh, nak Tara..ada apa ya nak?”
Tanya ibu Nina, “bu,,Remon meninggal shubuh tadi pukul 05.00 di rumah sakit
MUTIARA” ucap Tara, “inalillahi wainalilahi roziun, ibu turut berduka ya
nak..ibu akan datang ke rumah nanti, dan beri tahu Nina tentang ini” ucap ibu
Nina, “ Ninanya kemana bu?”Tanya Tara, “haduh..nak Tara,, Nina di penjara,
karena ketahuan pakai NARKOBA di luar pantauan ibu, ibu malu gak bisa mendidik
anak dengan benar” sesal ibu Nina, “Tara juga turut prihatin ya bu atas
perbuatan Nina, semoga Nina bisa kembali ke jalan yang benar dan segera pergi
dari NARKOBA tersebut ya bu” tutur Tara, “terima kasih ya nak Tara.”, “ya
bu..Tara ingin beritahu yang lain dulu ya bu atas meninggalnya Remon..Asalam
mualaikum”, “walaikum salam”.
Mendengar kabar
itu, ibu Nina segera memberitahukan kabar Remon yang telah meninggal. Sentak
saja Nina terkejut mendengar kabar itu, Nina mangis sejadi-jadinya menyesali
semua kesalahan yang telah ia lakukan kepada Remon. Namun Nina tidak mapu melakukan
apa pun, ia hanya mampu menyesali kesalahanya, dan kesalahan yang telah ia
lakukan kepada Remon, hingga akhirnya ia harus di tinggalkan oleh Remon, orang
yang sangat menyayanginya hingga ajal menjemputnya, kata maaf belum terlontarkan dari Nina. Semua
penyesalan, tangis, dan dosa bercampur menjadi jurang hidup yang melanda Nina.
Penyesalan dari
akhir kehidupan sesosok orang yang sangat mencintai dan menyayanginya kini
telah tiada, semua peluh penyesalan menghantui benaknya.”REMON..!! gue sayang
sama loe, maafin gue yang terlalu egois, maafin gue yang buat loe menderita
hingga akhirnya loe harus pergi, gue sayang loe REMON..!!” teriak Nina dan isak
tangisnya.
CATATAN UNTUK PEMBACA :
Semoga cerita yang
saya buat ini menjadi pencegahan bagi kalian semua, untuk tidak salah dalam
memanfaatkan kebebasan dalam pergaulan, berteman..semoga kalian mampu menjadi
TUNAS BANGSA yang memang berguna..kesalahan berawal dari kecerobohan..saya
harap teman-teman semua menjadi orang yang bijaksana. Dalam bergaul maupun
menapaki diri sendiri..
HIDUP SEHAT TANPA NARKOBA!
PRESTASI YES! NARKOBA NO!
Karya
: INDAH ARMIA SARI
Kelas
: XI TKJ